Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang luas. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau. Di pulau - pulau inilah tersimpan potensi sumber daya manusia yang diperlukan bagi kemajuan bangsa. Oleh karena itu perlulah di buat sebuah pendidikan yang layak. Untuk itu dibangun berbagai sarana dan diadakan berbagai buku agar seluruh rakyat dapat menikmati pendidikan. Namun karena wilayah yang begitu luas maka proses pembangunan berjalan dengan lambat, salah satu cara yang dapat digunakan yaitu memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
Maka dengan itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (pada waktu itu) menugaskan kepada Pustekkom sebagai unit khusus yang menangani pendayagunaan teknologi pendidikan untuk melakukan persiapan-persiapan ke arah pemanfaatan media televisi guna mendukung peningkatan dan pemerataan pendidikan. Maka sejak tahun 1978 Pustekkom melaksanakan pengembangan dan produksi program-program media televisi pendidikan. Hingga tahun 2007 program televisi yang telah diproduksi mencapai jumlah 5.163 judul.
Untuk merealisasikan siaran televisi pendidikan, pada tahun 1980-an Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran program televisi pendidikan dengan TVRI. Program yang disiarkan sangat popular saat itu, yaitu serial Aku Cinta Indonesia (ACI). Namun kerjasama tersebut tidak dapat berlanjut karena adanya perbedaan-perbedaan dalam aspek kebijakan dan teknis.
Pada tahun 1990-1995, Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran dengan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yaitu sebuah televisi swasta yang pada awalnya dirancang sebagai televisi yang mengemban misi pendidikan. Meskipun kerjasama ini cukup berhasil, namun harus berakhir karena pihak TPI telah mengubah kebijakan menjadi sebuah stasiun televisi komersial.
Untuk keperluan koordinasi dalam manajemen pendidikan antara pusat dengan Dinas Provinsi (waktu itu kanwil), maka pada tahun 1994-1995 diadakan teleconverence antara Menteri Pendidikan Nasional dengan seluruh Dinas Pendidikan Provinsi di Indonesia. Bahkan pada 2 Mei 1994 dalam rangka hari Pendidikan Nasional diadakan teleconverence antara Wakil Presiden (Tri Sutrisno) di Yogyakarta dengan 4 Dinas Pendidikan. Pada tahun 1996 - 1998 Pustekkom juga pernah bekerjasama dengan Cakra-warta (Indovision) menyiarkan siaran pendidikan di Quick Channel.
Menyadari begitu pentingnya siaran televisi pendidikan bagi bangsa Indonesia, sesuai amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada tahun 2003, Depdiknas (Pustekkom) mulai melakukan persiapan untuk mempunyai stasiun televisi yang khusus menyiarkan pendidikan, dan pada tanggal 12 Oktober 2004, Mendiknas, Malik Fajar meresmikan Stasiun Televisi Pendidikan yang diberi nama Televisi Edukasi (TVE).
TV Edukasi
Televisi pendidikan atau yang lebih di kenal dengan sebutan Televisi Edukasi (TVE). TVE merupakan siaran televisi yang memfokuskan diri pada siaran pendidikan. Di mana di dalamnya terdapat program – program yang memberikan pengajaran kepada peserta didik. Dengan adanya TVE maka di harapkan proses pemerataan pendidikan di Indonesia dapat berjalan lebih cepat dari sebelumnya. TVE memiliki visi menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan. Dengan misi menyiarkan program yang mencerdaskan masyarakat, menjadi tauladan masyarakat, menyebarluaskan informasi dan kebijakan - kebijakan Depdiknas, dan mendorong masyarakat gemar belajar. Dan bertujuan untuk memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Sasaran TVE adalah Peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat.
Peranan TV Edukasi
Beberapa Peranan TV Edukasi adalah sebagai berikut :
1.) TVE diharapkan menjadi suatu sistem layanan pendidikan khususyaitu sebagai upaya untuk menunjang program penuntasan wajib belajar. TVE diharapkan akan mampu memberikan layanan pendidikan khusus bagi para siswa pendidikan dasar (TK-PT), terutama di daerah-daerah pinggiran dan terpencil yang tidak mampu dijangkau oleh layanan pendidikan secara konvensional. Di samping itu, dengan kemampuan jangkauan dan kemudahan untuk mengaksesnya, memungkinkan TVE menjadi penunjang terhadap upaya meningkatkan mutu dan memperluas akses kesempatan belajar untuk seluruh jenis, jalur dan jenjang pendidikan.
2.) Sebagai media pendidikan televisi mempunyai berbagai kelebihan, yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah akan sangat terbantu dengan digunakannya media televisi, dan ini jelas akan sangat menguntungkan tidak hanya bagi siswa saja tetapi juga akan sangat menguntungkan bagi para guru. Dengan demikian maka diharapkan penggunaan media televisi untuk pendidikan selain akan mampu memperluas kesempatan mendapatkan pendidikan, juga akan mampu menunjang upaya peningkatan kualitas pendidikan.
3.) Tidak hanya bermanfaat bagi para peserta didik, TVE juga diharapkan akan mampu pula membantu upaya untuk mengatasi kekurangan guru yang bermutu dan kekurangan bahan belajar, terutama pada daerah-daerah yang terpencil. Dengan demikian Televisi Edukasi diharapkan akan menjadi pendukung keterlaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, yang membutuhkan ketersediaan berbagai sumber belajar secara berkelanjutan. Selain untuk menunjang proses pembelajaran regular, TVE juga akan digunakan untuk melayani pendidikan jarak jauh yang sekarang sudah berkembang, yaitu SMP Terbuka dan Universitas Terbuka. Pada sistem pembelajaran jarak jauh ini, peranan TVE akan menjadi bagian dari suatu sistem pembelajaran yang lengkap dan terintegrasi, termasuk sistem pemanfaatan dan evaluasinya.
Sistem Penyiaran
Sistem yang digunakan terutama ialah sistem siaran tertutup melalui penggunaan satelit Telkom-1 yang dimiliki oleh PT. Telkom. Dengan demikian siaran Televisi Edukasi bisa diakses secara bebas oleh pemirsa di seluruh wilayah Indonesia, dengan menggunakan pesawat televisi yang dilengkapi dengan antena parabola (TVRO). Untuk memberi kemudahan akses bagi masyarakat dan sekolah yang tidak memiliki TVRO, TVE kerjasama dengan TVRI dan beberapa stasiun televisi lokal. Dengan demikian Televisi Edukasi bisa dinikmati pula oleh masyarakat yang berada dalam radius penyiaran TV lokal dengan menggunakan pesawat televisi biasa.
Sampai saat ini stasiun TV lokal yang merelay siaran TVE, yaitu:
1. Cakra Buana Channel
2. Inovasi TV/SMKN 1 Cimahi
3. Tasik TV/SMK 4 Tasik
4. Galuh TV/SMKN 1 Ciamis ( Ch. 6 VHF )
5. TV Edukasi Cirebon/SMKN Cirebon (184 MHz)
6. Sukabumi Siar TV (SSTV) (30 UHF)
7. TV KU Semarang (21 UHF)
8. Borobudur TV Semarang (47 UHF)
9. Ratih TV, Kebumen (51 UHF)
10. CIPTV, Cilacap
11. Terang Abadi TV, Solo
12. Banyumas TV (BMS TV)
13. Jogja Media Net (TV Kabel)
14. TV Edukasi Majalengka, Dinas Pend. Kab. Majalengka
15. TV Pendidikan Jawa Timur
16. TVE Malang UHF 30
17. TV 9/SMKN 1 Kediri (174.25 VHF)
18. TVL Pacitan (228 Mhz VHF)
19. K@NeSM@TV/SMKN 1 Magetan (21 UHF)
20. Lombok TV (175.250 VHF) Selaparang
21. Fajar TV Makasar
22. Wowow TV Kabel, Sidrap
23. Hajar Cable Vision Selayar. Chanel 31 UHF
24. ARNOLD TV CABLE, Rantepao Toraja (238.2 Mhz)
25. TV KABEL Multi Perkasa, Pinrang Ch. UHF 55
26. Kendari TV
27. RAHA TV Cable
28. TV kabel Rahmat, Muna Sultra
29. TV Kabel Watonea
30. Raha Sultra Ch. VHF 161.20
31. GOTV
32. NUR TV Kabel
33. VOX TV/SMK 4 Manado (220 VHF)
34. TV Perbatasan, Sangihe
35. TV CABLE KURANGA TALETE 2
36. Tarakan TV (37 UHF)
37. TV Kabel Riki, Balikpapan
38. Publik Kathulistiwa, Bontang
39. LNGTV Bontang (41 UHF)
40. BERNA TV, Bontang Ch. UHF 32
41. RIAU TV/RTV (32 UHF)
42. Batam TV (51 UHF)
43. Sri Junjungan TV, Bengkalis
44. Bengkulu Mitra TV
45. Bengkulu TV
46. Bukitinggi TV
47. TV KABEL GRACE. Hative kecil Ambon .UHF 49,
48. TVe Peureulak/SMAN Pasir Putih Peureulak 1 Tv Anak Space Toon UHF 35
49. Telkom Vision Tve Tapak Tuan Aceh Selatan VHF175.25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar