A. Pentingnya pendidikan usia dini penting
Pada dasarnya,dari sudut religius,khususnya agama islam mengisyaratkan pentinggnya pendidikan yang tepat sejak dini, adalah hadists yang berbunyi,”tuntutlah ilmu sejak dalam buaian sampai liang lahat’’ atau ‘’setiap anak telah terlauthir dalam keadaan fitrah,orang tua-lah yang membuat anak menjadi yahudi,masuji atau Nasara” atau ‘’manusia adalah pengembang misi kekhalifahan dimuka bumi yang tugasnya semata-mata untuk beribadah kepada tuhan; dan manusia merupakan makhluk tertinggi yang memiliki potensi yang kalau di kembangkan melalalui pendididkan yang tepat dapat mencapai derajat yang tak terbatas’’(Qs Al-Baqarah:28-32).
Dari sisi psikologi,ahli psikologi percaya bahwa setiap individu mengalami tahapan pertumbuhan dan perkembangan tertentu. Keterlambatan tugas perkembangan pada tahap sebelumnya akan berpengaruh pada perkembangan berikutnya. Piaget (1972), erikson (1976), dan Vygotsky (1992) sepakat bahwa karakter seorang individu merupakan hasil dari akumulasi pengalaman hidup yang dialami sejak lahir.dengan demikian,sebagai implikasinya,pembentukan pribadi melalui pendidikan hendaknya di lakukan dengan menciptakan lingkungan yang dapat memberikankan pengalaman positif dan sesuai dengan tahap perkembanganya.
Satu lagi yang sangat menarik adalah temuan terkini tentang cara kerja otak manusia yang sangat menakjubkan .berikut ini adalah hasil penelitian tersebut:
1.ketika lahir,kebanyakan bayi memiliki 100 milyar sel otak aktif,dan mampu melakukan 50 trilyun kali hubungan dengan sel-sel dan bagian tubuh lain.
2.pada bulan pertama lahir,ia mampu mengembangkan hubungan synaptic baru dengan rata-rata yang cukup fenomenal,3 milyar/detik.
3.pada enam bulan pertama,bayi mampu menangkap semua suara suara dari semua bahasa di dunia,tapi kemudian ia akan belajar bicara dari suara dan kata-kata yang datang dari lingkungan paling dekat,khususnya orang tuanya .
4.pada usia delapan bulan,otak bayi memiliki sekitar 1000 triliyun hubungan.setelah itu jumlah hubungan tersebut mulai menurun , kecuali anak tersebut terus di rangsang lewat semua indranya.
5.ketika umur 10 tahun,sekitar setengah hubungan telah mati pada kebanyakan anak,namun masih maninggalkan sekitar 500 trilyun yang akan bertahan sepanjang hidup.
6.sampai usia 12 tahun,otak mampu menyerap dan menyimpan semua hal yang ia terima sejak lahir.selama masa inilah dan khususnya tiga tahun pertama,dasar-dasar berpikir,bahasa,pandangan,tingkah laku,bakat dan karakteristik lain diletakan.otak mencapai kesempurnaanya pada usia ini,dryden &voss(1999).
B. PENTINGNYA PENGEMBANGAN SDM MASA DEPAN YANG BERKUALITAS
Untuk menjawab ini,sepertinya perlu kembali kita lihat pada permasalahan mendasar yang menyebabkan bangsa ini terpuruk,yaitu kualitas SDM yang rendah.hal ini tercermin dari fenomena sosial terjadi saat ini seperti korupsi, kolusi,kenakalan remaja(ABG,narkoba, tawuran pelajar),tingginya kriminalitas dan lain-lain. Betapapun tingginya keberhasilan upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi,jika mentalitas tersebut masih ada,mustahil negri ini dapat keluar dari kemelut berkepanjangan ini.
Ini merupakan fakta nyata bukti nyata kegaglan pendidikan dalam membangun generasi abad 21.sistem pendidikan gagal mencetak kemampuan: (1). Berpikir tingkat tinggi (high order thingking). (2).dalam memecahkan masalah (problem solving) dan (3).sekaligus berkepribadian mulia.
Itulah sebabnya pendidikan yang tepat sejak usia dini sangat penting bagi kualitas SDM generasi masa depan. Alasanya: pertama, permasalahan mendasar di atas (kemampuan berpikir tinggi dan kepribadian)tidak bisa di sulap seketika . memerlukan proses yang panjang dan berkesinambungan sejak dini.seperti yang diungkapakan oleh yusuf(2000) bahwa kompetensi inti (core competency),yaitu sikap/kepribadian/watak manusia sangat sulit dientervensi melalui program pelatihan – kecuali kompetensi permukaan (surface competency) –seperti pengetahuan dan keterampilan. Alasan kedua,seperti terlihat dalam cara kerja otak yang telah dibahas sebelumnya, dasr-dasar kemampuan berpikir .yaitu bahasa ,visi,bakat dan karakteristik kepribadian lain seperti self-esteem.self-confidence,dan lain-lain mempunyai peluang berkembang dengan baik dilakukan sejak dini.
C. PROGRAM AKSI
Berdasarkan data tahun 2000,indonesia memiliki sekitar 26,09 juta anak.jika tidak segera dilakukan upaya pendidikan yang tepat,maka indonesia akan kehilangan sekitar 26 juta anak yang punya potensi besaruntuk menjadi generasi penerus di tahun 2020 nanti.sementara ini,menurut data yang ada,jumlah anak yang baru terlayani pendidikanyya melalui program pendidikan anak dini usia (PADU),baru sekitar 17,9 juta sementara itu dari 12,22 juta anak usia 4-6 tahun, baru 17,39% yang mendapat pelayanan pendidikan (kompas,18 februari 2002). Data ini baru berbicara tentang jumlah (kuantitas),belum berbicara tentang kualitas layanannya.Namun,seperti diakui oleh Direktorat PADU-Ditjen Diksasemen,bahwa untuk menyenggarakan pendidikan yang tepat sejak dini ,diperlukan kerjasama dari berbagai pihak,terutama pihak orang tua (keluarga),tenaga pengajar(sekolah) dan tenaga kesehatan dan gizi.
Berkaitan dengan hal ini setidaknya ada tiga program besar bersekala internasional yang harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan.ketiga program ini,tidak kalah pentingnya dengan program kampanye keluarga berencana,kampanye anti NARKOBA,atau pemberantasan korupsi,kolusi dan nepotisme.ketiga program tersebut adalah:
1).Gerakan kampanye Melek mendidik anak yang tepat bagi orang tua .
2).program pendidikan anak usia dini yang tepat,dan
3).program perbaikan kesehatan dan Gizi untuk ibu dan anak.
Jadi setidaknya terdapat tiga komponen utama untuk memecahkan masalah ini,yaitu:1.keluarga (ayah.ibu,kakak,paman,pembantu,dll).2.sekolah(guru,office-boy,staff sekolah); dan 3.kesehatan (dokter ,psikolog,psikiater,ahli gizi perawat dll).
D.PERANAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ANAK DINI USIA
1.peranan Teknologi Belajar dalam gerakan kampanye melek mendidik anak bagi orang Tua
Masalah kenakalan remaja (juvenille delinquency),seperti tawuran pelajar,narkoba dan lain-lain,banyak ditimpakan kepada sekolah.Dari satu sisi, jawabanya adalah ya,tapi di sisi lain pihak orang tua (ayah,ibu,kakek,nenek,paman,bibi,kakak,termasuk pembantu/babby sitter) memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan anak.terutama bagi kalangan menengah keatas yang lebih senang menitipkan anakny a kepada pembantu (baby sitter) dan sekolah,walaupun harus rela membayar dengan harga yang mahal.
Pendek kata ,masih banyak para orang tua yang belum memainkan perananya dengan benar sebagai pendidik utama.menurut ki hajar Dewantara,keluarga adalah institusi pendidikan pertama dan paling utama.bahkan suatu survei di Amerika menyebutkan adanya indikasi bahwa sebagian besar anak yang terlibat kenakalan remaja (narkoba,dll),pada masa kecilnya tidak pernah diberikan peran dan tanggung jawab seperti:mencuci piring,mencuci mobil atau bahkan mambersihkan kamarnya sendiri.
Fenomena tersebut menunjukan bahwa masih banyak para orang tua yang memperlakukukan anaknya secara kurang tepat.pemikiran inilah yang melandasi munculnya gagasan perlunya gerakan melek mendidik anak yang tepat bagi orang tua.
Teknologi pembelajaran sebagai disiplin ilmu yang senantiasa berupaya memecahkan masalah belajar manusia,berkolaborasi dengan penerapan disiplin ilmu lain,dengan segala inovasinya memainkan peranan penting dalam gerakan melek mendidik anak ini.peranan tersebut ,di tinjau dari segala kawasannya seperti dideskripsikanseperti berikut ini:
a.kawasan Desain & Pengembangan
peranan teknologi pembelajaran dalam gerakan melek mendidik anak dari sisi kawasan desain dan pengembangan dapat digambarkan seperti tabel berikut ini.
Peran Teknologi pembelajaran dalam kampanye
Melek Mendidik Anak
kawasan | Contoh peran | |
D E S A I N | Sistem pembelajaran | · Desain sistem pelatihan /penyuluhan; yang berkaitan tentang : cara mendorong kreatifitas anak di rumah ; teknik menanamkan disiplin tanpa hukuman;memahami tahap-tahap perkembangan anak (0 s/d 8 tahun);cara mudah membantu anak gemar membaca;dll. |
D E S A I N | Desain pesan | · Mendesain poster pentingya melek mendidik anak secara tepat ;mendesain buku panduan praktis cara-cara mendidik anak dengan tepat;mendesain program televisi tentang pendidikan anak usia dini (bisa berupa talkshow,kuis,film,dll);berdasarkan karakteristik masyarakat yang dituju. |
Strategi pembelajaran | · Merancang model strategi penyuluhan berkaitan dengan upaya membangun melek mendidik anak bagi orang tua. | |
P E N G E M B A N G A N | Teknologi cetak | · Pengembangan buku panduan praktis melek mendidik anak,baik untuk kebutuhan pelatihan atau dibaca sendiri,yang menarik dan mudah di mengerti masyarakat.kalau perlu dengan mengangkat ayat-ayat suci dari kitab suci atau kata-kata bijak untuk lebih menyakinkan mereka. · Pengembangan poster,leaflet,brosur dan lain-lain; |
Non-cetak | · Pengembangan program Audio-Visual (seperti video ,vcd,dll)atau program-program televisi lain seperti (film,talkshow,kuis dll) yang isinya tentang teknik mendidik anak yang baik dan tepat. | |
Teknologi terpadu | · Pengembangan multi media ; pusat informasi interaktif yang menyajikan artikel,hasil penelitian,diskusi (orang tua )on-line melalui internet tenteng teknik mendidik anak yang baik dan tepat |
b. Kawasan pemanfaatan
peran teknologi belajar dalam kawasan pemanfaatan menurut adanya penggunaan,diseminasi,difusi,implementasi dan pelembagaaan yang sistematis.hal ini dapat dijelaskan dalam kasus ilustratif,misalkan-karena sifatnya yang urgen-kampanye melek mendidik anak bagi orang tua kita anggap sebagai suatu ade baru (inovasi).
Teknologi pembelajaran juga dapat memainkan perananya dalam melakukan advokasi menentukan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan gerakan melek mendidik anak ini,misalnya dalam undang-undang perlindungan Hak Anak.
c. Kawasan Evaluasi
Evaluasi merupakan upaya untuk menentukan sejauh mana kualitas efektifitas suatu program ,proses,produk,tujuan atau kurikulum. Evaluasi juga dapat dilakukukan ketika suatu program di rancang dan di kembangkan (formatif).jadi teknologi pembelajaran berperan dalam melakukan evaluasi program penyuluhan melek mendidik anak ,evaluasi produk (media melek mendidik anak:poster,buku,film dll),maupun evaluasi proses (strategi pelatihan/penyuluhan melek mendidik anak).
2.Program pendidikan sesuai perkembangan anak
Masalah penyenggraan pendidikan anak yang penting untuk di perhatikan ,yaitu upaya pengembangan dan peningkatan yang lemah.banyak penyelenggara pendidikan anak yang mengadopsi pendidikan anak tertentu .mereka menerapkan sepenuhnya program yang telah ada,tanpa upaya untuk melakukan pengembangan dan peningkatan terhadap praktek yang dilakukun.sehingga apa yang telah mereka lakukan hanya sekedar rutinitas saja.
Bagaimanakah seharusnya pendidikan anak yang tepat itu?
Berikut ini adalah beberapa prinsip yang dapat kita jadikan sebagai pegangan.
a. Anak adalah anak bukan miniatur orang dewasa, mereka msti diperlakukan sesuai dengan dunianya, yaitu dunia anak (Porter, 1998). Kepribadian anak akan terbentuk sesuai dengan perlakuan yang pernah diterimanya sejak kecil.
b. Anak belajar dengan baik apabila ia mencari sendiri, menemukan sendiri, membangun sendiri, dan mmbangun ulang kembali. Tugas guru hanyalah membimbing dan memfasilitasi saja (Piaget, 1972;Vygotsky, 1992).
c. Setiap anak mengalami proses perkembangan tertentu (fisik, kognitif, sosial, dan emosi),ai berdasarkan kronologis umur maupun tahap perkembangan tertentu.
d. Keterlambatan perkembangan pada tahap sebelumnya akan mengganggu tahap perkembangan anak selanjutnya.
e. Karena pada hakikatnya dunia anak adalah dunia bermain, keempat aspek perkembangan tersebut dapat dikembangkan melalui tiga lingkungan bermain yaitu :
1. Lingkungan bermain konstruksi : meliputi konstruksi terstruktur dan tak terstruktur.
2. Lingkungan bermain fungsional : meliputi motorik halus dan kasar.
3. Lingkungan bermain simbolik/bermain peran.
4. Permainan dengan aturan (Piaget, 1972;Wolfgang,1992).
Apa implikasi bagi program pendidikan anak yang sesuai dengan perkembangan?berikut ini adalah beberapa implikasinya menurut the National Association for Education of Young Childern(NAEYC, 1986).
a. Kurikulum pendidikan anak harus memberikan peluang bagi semua perkembangan anak yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosi melaui pendekatan terpadu.
b. Peristiwa belajar harus dipandang sebagai proses interaktif. Guru menyiapkan lingkungan belajar yang memungkinkan anak bereksplorasi dan berinteraksi aktif baik dengan guru ataupun teman sebaya.
c. Kegiatan dan media belajar harus kongkrit, nyata, dan relevan dengan kehidupan.
d. Guru harus memberikan aktifitas belajar yang variatif dna menantang (tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit) yang memungkinkan peningkatan kemampuan anak.
e. Perencanaan pembelajaran anak didasarkan atas hasil observasi dan catatan perkembangan anak melalui penelitian yang dilakukan oleh guru.
3. PERAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK
A. KAWASAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN.
I. Desain dan Pengembangan Model-model Program yang Sesuai dengan Perkembangan Anak (developmentally Appropriate Curriculum).
Mengingat pentingnya pendidikan anak sejak dini, masyarakat perlu diberi kebiasaan untuk mengembangkan kurikulum pendidikan anak. Untuk itulah teknolog pembelajaran, bersama-sama dengan ahli lain seperti ahli psikologi perkembangan, dokter, dan pendidikan anak.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, menurut NAEYC :
· Kesesuaian dengan perkembangan anak(fisik, kognitif, sosial dan emosi)
· Kesesuaian dengan karakteristik individual anak
· Memanfaatkan/melibatkan berbagai disiplin ilmu, seperti psikologi, neurologi dan lain-lain;
· Kesesuaian dengan nilai budaya-budaya setempat
· Harapan orangtua.
II. Desain dan Pengembangan Model Strategi Belajar dan Mengajar.
Otak, bukanlah ibarat kapal yang siap muat, tapi bagaikan api yang siap disulut. Setiap anak lahir dalam keadaan jenius(siap belajar), tettapi sayang dalam masa-masa enam tahun pertama, kita banyak melakukan pembodohan terhadap mereka.(Dryden & Voss, 1999).
Segala sesuatu akan bermakna bagi anak, apabila ia melakukannya dan menemukannya sendiri, melalui interaksi aktif dengan lingkungannya, guru hanya sebagai fasilitator saja (Vygotsky,1992)
Beberapa implikasi dari teori-teori tersebut bagi program pendidikan anak adalah :
· Kurikulum pendidikan harus memberikan peluang bagi perkembangan semua aspek perkembangan anak.
· Peristiwa belajar harus dipandang sebagai proses interaktif, dimana guru memfasilitasi suatu lingkungan belajar ang memungkinkan anak belajar melalui interaksi aktif dengan guru dan teman sebaya.
· Kegiatan dan media pembelajaran harus kongkret, nyata, beragam dan relevan dengan kehidupan anak.
· Guru harus memberikan aktifitas belajar yang variatif, memberikan tantangan, meningkatka kemampuan anak segera setelahkemajuan anak terlihat.
· Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan hasil observasi dan catatan perkembangan anak yang dilakukan oleh guru.
B. KAWASAN PENGELOLAAN.
Dalam kawasan ini, suatu hal penting yang diangkat adalah masalah pengelolaan pusat sumber belajar (PSB).
Pusat sumber belajar adalah suatu lembaga yang terorganisir (terdiri dari pimpinan, staff dan kelngkapannya) yang berperan dalam produksi, pemanfatan dan penyajian bahan-bahan pembelajaran serta mmberikan pelayanan untuk pengembangan baik yang berkaitan dengan kurikulum dan pengajaran dalam suatu institusi pendidikan. Pentingnya PSB dalam suatu institusi pendidikan sebagai berikut :
1. Pusat penelitian dan pengembangan pembelajaran (meliputi kurikulum, metode, dan media)
2. Pusat layanan konsultasi ( untuk guru atau personel)
3. Pusat pustaka software pembelajaran cetak maupun non cetak.
4. Pusat perancangan, produksi/pengembangan dan evaluasi media pembelajaran.
5. Pusat penyimpanan dan pemeliharaan media pembelajaran.
Untuk itulah, peran teknolog pembelajaran yang mengerti betul peran dan fungsi PSB ini diperlukan dalam pendidikan anak isia dini.
C. KAWASAN PEMANFAATAN
Yang penting untuk disoroti dalam kawasan ini adalah peran difusi inovasi, khususnya agen perubah. Agen perubah adalah seseorang yang bertugas dan mampu mempengaruhi sikap orang lain untuk menerima suatu inovasi.
Peran teknolog pebelajaran yang memahami betul konsep teknologi kinerja(human performance technoogy) dan proses difusi inovasi pendidikan, harus bertindak sebagai agen perubah atau sebagai “human performance technologist”. Dengan demikian institusi pendidikan anak dapat berkembang sebagai organisasi belajar.
KESIMPULAN
Menghadapi kenyataan krisis ekonomi sejak akhir tahun 1997,yang berdampak terhadap berbagai krisis multidimensi lain,baik sosial,politik,keamanan dan bahkan integritas bangsa,SDM Indonesia pada tahun mendatang akan menghadapi tantangan yang lebih berat.oleh karena itu,pendidikan sejak dini harus lebih ditingkatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar