Rabu, 15 Desember 2010

pemanfaatan edukasi.net disekolah

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Internet sebagai Media Pembelajaran
            Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide areal net-work) dan komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa melakukan komunikasi satu sama lain [1].
            Fasilitas aplikasi internet cukup banyak sehingga mampu memberikan dukungan bagi keperluan militer, kalangan akademis, kalangan media massa, maupun kalangan bisnis. Fasilitas tersebut seperti Telnet, Gopher, WAIS, e-mail, Mailing List (millis), Newsgroup, File Transfer Protocol (FTP), Internet Relay Chat, Word Wide Web (www). Di antara fasilitas yang ada tersebut terdapat lima aplikasi standart Internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan [2], yaitu e-mail, Mailing List (millis), Newsgroup, File Transfer Protocol (FTP), dan word wide web (www).
            Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses belajar mengajar di sekolah, internet diharapkan mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa sebagaimana yang telah dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pebelajaran. Kondisi yang perlu didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara sederhana, isa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakuakn untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut [3].
            Dari sejumlah studi yang telah dilakukan, menunjukan bahwa internet memang bisa dipergunakan sebagai media pembelajaran, seperti studi telah dilakukan oleh Center for Applied Special Technology (CAST) pada tahun 1996, yang dilakukan terhadap sekitar 500 murid kelas lima dan enam sekolah dasar. Kemudian sebuah studi eksperment mengenai penggunaan internet untuk mendukung kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris yang di lakukan Anne L. Rantie dan kawan-kawan, menunjukan bahwa murid yang terlibat dalam eksperimen tersebut memperlihatkan peningkatan kemampuan mereka secara signifikan dalam menulis dan membuat karangan dalam Bahasa Inggris.
            Dengan demikian, terlihat bahwa sebagaimana media lain yang selama ini telah dipergunakan sebagai media pendidikan secara luas, internet juga mempunyai peluang yang tak kalah besarnya dan mungkin karena karakteristiknya yang khas maka disuatu saat nanti internet bisa menjadi media pembelajaran yang paling terkemuka dan paling dipergunakan secara luas. Berdasarkan penelitian dan pengalaman sebagaimana yang telah dilakukan dibanyak negara maju, pendayagunaan internet untuk pendidikan atau pembelajaran bisa dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu [4]
     Web Coures, ialah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, dimana seluruh bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Siswa dan guru sepenuhnya terpisah, namun hubungan komunikasi antar peserta didik dengan pengajar bisa dilakukan setiap saat. Komunikasi lebih banyak dilakuakn secara ansynchronous daripada secara synchronous.
     Web Centric Coures, dimana sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi, dan latihan dilakuakan secara tatap muka.
     Web Enhanced Coures, pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar dikelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama Web lite coures, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas.
Peranan internet disini adalah untuk menyediakan content (sumber belajar) yang sangat kaya dan juga memberikan fasilitas hubungan (link) ke berbagai sumber belajar. Juga tak kalah pentingnya memberikan fasilitas komunikasi antara pengajar dengan peserta didik, dan antara peserta didik secara timbal balik.

2.2 Pemanfaatan Internet dalam Pendidikan

Asby (1972) seperti dikutip oleh Miarso (2004), menyatakan bahwa dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revousi pertama terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio, dan televisi untuk pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima seperti saat ini, dengan dimanfaatkannya teknologi informasi dan komunikasi muktahir, khususnya komputer dan internet untuk pendidikan.
Beberapa ciri tersebut, menurtut Asby seperti dikutip Miarso (2004) adalah sebagai berikut:
     Berkembangnya pembelajaran di luar kampus sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan.
     Orang memperoleh akses lebih besar dari berbagai sumber belajar.
     Perpustakaan sebagai pusat sumber belajar menjadi ciri dominant dalam kampus.
     Bangunan kampus bergerak (terbesar) dari kampus inti di pusat dengan kampus satelit yang ada ditengah mayarakat.
     Tumbuhnya profesi baru dalam bidang media dan teknologi.
     Orang dituntut lebih banyak belajar mandiri.
Kencenderungan lain, seperti diungkapkan oleh Ryan et al (2000) adalah sebagai berikut:
     Teknologi yang ada saat ini dapat menstransformasi cara pengetahuan dikemas, disebarkan, diakses, diperoleh dan diukur.
     Orang yang lebih memilih metode belajar yang lebih luwes (flexibel), mudah, dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing.

Bentuk Komunikasi yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut [5]
     Dialog elektronik (chatting) dialog elektronik dalah percakapan berbasis teks yang dapat dilakukan secara online dalam waktu bersamaan (synchronous) antara dua orang atau lebih pengguna internet.
     Surat elektronik (e-mail) surat elektronik merupakan suatu bentuk komunikasi tidak bersamaan (ansynchronous) yang memungkinkan terjadinya komunikasi antara mahasiswa dan dosen atau mahasiswa dengan mahasiswa lain melalui surat secara elektronik melalui internet.
     Konferensi kelompok melalui surat elektronik (mailing list) mailing list merupakan perluasan e.mail dimana seseorang dapat mengirim pesan kepada sekelompok orang tertentu yang telah terdaftar untuk bergabung dalam kelompok diskusi.
     Konferensi jarak jauh (teleconference) konferensi jarak jauh dapat berupa koferensi audio maupun kpnferensi video.

2.3 Sekilas Tentang EdukasiNet
           
            EdukasiNet hadir sebagai upaya memperdayakan potensi internet untuk kebutuhan pendidikan. Lebih tepatnya, EdukasiNet hadir sebagai salah satu media jaringan sekolah (schoolnet) di Indonesia. Jaringan sekolah adalah suatu kegiatan komunitas sekolah (guru, siswa, atau tenaga pendidik dan kependidik lain) yang dimediasi oleh internet sebagai sarana komunikasi atau bertukar informasi satu sama lain. Terjadinya pertukaran informasi yang mudah dan cepat tanpa terbatas antara ruang dan waktu melalui program jaringan sekolah ini memungkinkan terjadinga komunitas masyarakat informasi (knowledge-based society) dalam lingkup sekolah.
            Itulah sebabnya, program jaringan sekolah menjadi salah satu program yang menjadi fokus utama UNESCO untuk diterapkan di berbagai negara didunia. Jadi EdukasiNet adalah program jaringan sekolah yang dikembangkan oleh Pustekom yang berfungsi 1). Wahana komunikasi lintas sekolah, 2). Wadah sumber belajar, 3). Wahan berbagai informasi antar sekolah di Indonesia. Sebagai portal pendidikan, EdukasiNet dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja melalui url: http://e-dukasi.net. Dengan tiga peran utama tersebut, maka EdukasiNet dapat berfungsi atau dikatakan pula sebagai jaringan sekolah (schoolnet).

2.4 EdukasiNet sebagai  Situs Pemebelajaran Berbasis Internet.

            EdukasiNet merupakan situs pembelajaran yang menyediakan bahan belajar berbasis web yang bersifat interaktif serta menyediakan fasilitas komunikasi antara pengajar dengan peserta didik dengan sumber belajar lain. Ke depan, diharapkan situs pemebelajaran yang sedang dikembangkan tersebut akan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penyediaan bahan belajar yang meliputi seluruh mata pelajaran untuk seluruh jenjang dan jalur pendidikan, bimbingan belajar, bimbingan dan penyuluhan/konsultasi. Tutorial, remedial, e-mail, forum diskusi, mailing list, uji kemampuan, bank soal, pengetahuan populer, dan lain-lain. Di samping itu, EdukasiNet diharapkan dapat menyediakan berbagai informasi praktis yang dibutuhkan guru dalam melaksanakan tugas sehari-harinya sebagai pengajar profesional.
            Sebagai suatu jaringan sekolah, dalam perkembangan selanjutnya EduksiNet diharapkan akan memiliki atau menjadi bagian dari komunitas jaringan berskala nasional, regional, dan bahkan internasional. Situs utama yang bersifat nasional akan memuat fitur yang bersifat yang brsifat nasional, artinya bisa dimanfaatkan secara terbuka oleh semua pengguna baik siswa pada sekolah yang memanfaatkan EdukasiNet, maupun siswa-siswa lain secara perorangan yang sekolahnya belum memanfaatkan EdukasiNet sebagai satu kesatuan pembelajaran disekolah.
            Berbeda dengan situs nasional yang sifatnya terbuka, situs lokal sekolah dirancang untuk melayani keperluan sekolah yang bersangkutan, baik aspek manajemen sekolah seperti, informasi umum, persyaratan dan tata cara mengikuti pelajaran, jadwal pelajaran, staf pengajar, pengumuman, kemajuan/prestasi siswa, FAQ, dan lainnya. Juga aspek yang berhubungan dengan keperluan pengajaran seperti penyediaan bahan ajar.
            Sejak bulan Juni 2002 dimulailah kegiatan pengembangan EdukasiNet yang diawalai dengan kegiatan untuk menggalang dukungan dari lingkungan Depdiknas seperti Direktorat Pendidikan Menengah Umum, dan Direktorat Menengah Kejuaran serta dari kalangan luar Depdiknas seperti Divisi Risti PT Telkom, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), asosiasi Penyelengaraan Jasa Internet Indonesia (APJII), jaringan Informasi Sekolah (JIS), ICT Watch, dan media massa yang bergerak dalam bidang IT (Internet). Untuk mencapai bentuk akhir yang diharapkan, EdukasiNet akan terus dikembangkan secara bertahap disesuaikan dengan perkembangan keutuhab lapangan.

2.5 Manfaat EdukasiNet

            Untuk memanfaatkan EdukasiNet sebagai media pembelajaran di sekolah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pemanfaatan EdukasiNet bisa berhasil, antara lain
     Institusi Penyelenggara (Sekolah), peranan institusi penyelenggara dalam hal ini sekolah, diwujudkan dalam bentuk kebijakan dan komitmen. Kebijakan atau komitmen sekolah sangat mementukan terselenggaranya pemanfaatan EdukasiNet disekolah.
     Siswa/peserta didik/pebelajar, usia latar belakang baik sosial ekonomi, penguasaan bahasa maupun IT Literacy, serta gaya belajar siswa berbeda atu sama lain. Dengan adanya perbedaan ini akan mempengaruhi mereka dalam memanfaatkan EdukasiNet.
     Guru, pemanfaatan EdukasiNet banyak ditentukan oleh karekteristik guru. Karena tiap guru memiliki karakteristik berbeda, untuk mengatasinya perlu diadakan sosialisasi dan orientasi tentang pemanfaatan program tersebut.
     Teknologi, faktor teknologi merupakan faktor yang harus ada dengan memenuhi stpenggunar minimal yang dipersyaratkan baik terkait dengan peralatan, infrastruktur, pengoperasian dan perawatanya.
Setelah kurang lebih satu tahun berjalan, dari hasil evaluasi yang dilakukan Pustekom diperoleh informasi tentang keuntungan dari pemanfaatan EdukasiNet. Keuntungan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
     Siswa dan guru dapat memperoleh sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum.
     Guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya dapat melakukan diskusi melalui forum diskusi.
     Guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya dapat saling menerima atau mengirim informasi melalui mailing list.
     Guru dan siswa dapat men-download materi pelajaran yang diperlukan.
     Sumber belajar dapat diakses darimana saja dan kapan saja.

2.6 Fasilitas EdukasiNet
            Sebagai upaya untuk memenuhi perannya sebagai jaringan sekolah, EdukasiNet dilengkapi dengan fiture sebagai berikut
     Sumber Bahan Belajar (Learning Resource), sumber belajar ini terdiri dari materi pokok, modul online, pengetahuan populer, serta uji kompetensi.
·         Materi pokok, yaitu bahan belaajar yang meliputi semua mata pelajaran untuk SD, SMP, SMA atau sederajat dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
·         Modul Online, ini dirancang untuk siswa dan guru SMP-SMA terbuka dalam versi digital, sehingga mereka mengambil/ mencetak modul sesuai dengan kebutuhan.
·         Pengetahuan populer, berisikan informasi praktis yang dikemas dengan gaya yang khas dan ringan. Topik yang disajikan dipilih yang populer dan bermanfaat bagi masyarakat.
·         Uji Kompetensi, berupa soal-soal latihan yang disusun berdasarkan stpenggunar kompetensi yang ada pada kurikulum sekolah.
     Interaksi Komunitas, Forum komunitas ini dirancang sebagai wahana tukar informasi antara pengguna EdukasiNet. Interaksi komunitas ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sebagai berikut:
·         Forum, interaksi didalam forum ini dirancang untuk komunikasi antara guru dengan guru lain, siswa dengan siswa lain, guru dengan siswa dalam bentuk diskusi atau tukar informasi.
·         Chatting, fasilitas ini memungkinkan pengguna dapat melakukan dialog elektronik secara langsung dengan pengguna lain ditempat yang berbeda secara rel time.
     Info, fitur ini menyediakan layanan berupa artikel, news, event, dan web sekolah.
·         Artikel, yang lebih difokuskan pada topik pendidikan dan informasi lainnya yang terkait dengan pendidikan.
·         News, EdukasiNet menyediakan fasilitas berita (news) yang dirancang dari, oleh, dan untuk pengguna. Oleh karena itu partisipasi pengguna sangat menentukan dinamika feature ini.
·         Kalender Kegiatabn (Event), gitur ini menyajikan informasi/ berita tentang kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pengelola, ataupun oleh komunitas EdukasiNet khususnya sekolah.
·         Web Sekolah, EdukasiNet menyediakan fasilitas informasi tentang sekolah yang merupakan anggota (pengguna member) dari EdukasiNet.
2.7 Pola Pemanfaatan EdukasiNet
Pada dasarnya situs EdukasiNet dapat dimanfaatkan oleh siapa saja dan dengan cara-cara yang sangat bervariasi dan fleksibel, tergantung kepada situasi dan kondisi sekolah dan guru yang bersangkutan. Namun demikian, untuk membantu para guru dalam memanfaatkan situs ini, beberapa bentuk pola pemanfaatan berikut dapat dilakukan,
     Pola Pemanfaatan di Lab Komputer,  bagi sekolah yang sudah mempunyai laboratorium komputer yang tersambung ke internet, dapat memanfaatkan situs ini di lab. Situs ini dapat diakses secara bersama-sama dalam bentuk klasikal atau individu dengan bimbingan guru.
     Pola Pemanfaatan di Kelas, apabila sekolah belum memiliki lab komputer, namu mempunyai LCD proyektor dan sebuah komputer yang tersambung ke internet, maka pemanfaatan situs ini dapat dilakukan dengan cara presentasi di depan kelas. Bahan belajar yang ada pada EdukasiNet akan menjadi bahan pengayaan proses pembelajaran tatap muka dikelas, sesuai dengan topik yang dibahas pada saat itu.
     Pola Penugasan, untuk sekolah yang belum memiliki sambungan internet, dapat memanfaatkan situs ini dengan pola penugasan, siswa dapat mengakses internet pada tempat-tempat yang menyediakan jasa layanan internet, misalnya warnet, dirumah, ataupun ditempat lain.
     Pola Pemanfaatan Individual, diluar itu semua siswa diberi kebebasan untuk memanfaatkan dan mengeksplor seluruh materi bahan yang ada pada EdukasiNet, baik yang berupa bahan belajar, pengetahuan populer dan fasilitas komunikasi secara  individual.

2.8 Tantangan

            Tantangan tersebut akan datang dari luar maupun dari dalam lingkungan pemerintah seperti kebijakan Depdiknas dalam pendayagunaan ICT untuk pendidikan. Tantangan lain yang cukup mengkhawatirkan adalah masalah infrastruktur, kemudahan akses dan tarif akses yang mau tidak mau masih mengandalkan pada jaringan telepon (PSTN).
     Kebijakan Pemerintah, Data yang dikeluarkan UNESCO pada tahun 2002, berkaitan dengan posisi negara-negara Asia Pasifik termasuk Indonesia. Menurut UNESCO ada tiga kategori negara ang mendayagunakan ICT untuk pendidikan di Asia Pasifik.
1.    Advance Countries (Integrating ICT into the educational system), contohnya seperti Korea Selatan, Australia, Singapura. Mereka telah memiliki kebijakan nasional dalam bidang pendayagunaan Ict untuk pendidikan, dan telah memiliki kurikulum ICT yang terintegrasi dengan kurikulum nasional. Pada kategori ini pendayagunaan ICT utuk pendidikan adalah sebagai berikut:
·         Hampir semua kelas telah dilengkapi komputer dan peralatan ICT yang lain.
·         Rasio ketersediaan komputer dan jumlah siswa di sekolah adalah sebagai berikut: untuk jenjang SMA adalah 1:5, untuk SLTP 1:7, dan SD 1:10.
·         Semua sekolah memiliki tingkat akses internet dengan kecepatan yang tinggi dan bandwith yang cukup lebar sehingga dimungkinkan terselenggaranya multimedia secara penuh.
·         ICT terintegrasi dengan kurikulum.
·         33% guru dilatih setiap tahun oleh guru yang sudah memiliki sertifikat ICT.
2.    Middle Countries, negara yang masuk dalam kategori ini mempunyai kebijakan dan rencana induk tentang ICT secara nasional, tetapi Ict belum terintegrasi secara penuh dalam pendidikan. Contohnya negara Thailang, Cina, Jepang, Pilipina, India.mpada kategori ini pendayagunaan ICT untuk pendidikan adalah sebagai berikut:
·         Mempunyai tujuan yang jelas dalam memperkenalkan ICT di dalam berbagai aspek pendidikan.
·         Pertumbuhan koneksitas dan penetrasi ICT yang cukup mengesankan, namun masih dibawah advance countries.
3.    Beginning Countries, Negara-negara pemula contohnya Indonesia, Myanmar, Vietnam, Bangladesh. Negara-negara ini telah memiliki kebijakan nasional namun belum memiliki sember daya yang cukup untuk melaksanakan kebijakan dan rencana kerja atau belum mempunyai kebijakan tetapi sudah mulai pilot proyek ICT.

     Infrastruktur, tidak dapat dipungkiri infrastruktur merupakan aspek yang tidak kalah pentingnya dalam menunjang keberhasilan pendayagunaan ICT untuk pendidikan. Secara khusus sesungguhnya pemerintah telah mencanangkan pengembangan infrastrukstur ICT yang diberi nama Nusantara 21. Dengan terwujudnya infrastruktur yang memanfaatkan satelit, kabel laut, kabel serat optik dan lainya diharapkan seluruh daerah di Indonesia akan bisa mendapatkan layanan akses informasi yang memadai. Namun dengan munculnya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997, menyebabkan program Nusantara 21 yang tadinya diharpkan akan menjadi tulang punggung infrastruktur telematika di Indonesia tersebut terhenti dan belum ada kabar beritanya hingga sekarang. Harapan kita bersama hal-hal tersebut dapat diatasi sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah.

     ICT Literacy, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia, bahkan sebagian besar masyarakat pendidikan belum sepenuhnya memiliki kesadaran terhadapat manfaat penggunaan Ict untuk pendidikan.

     SDM dalam Bidang ICT, tantangan berikutnya ialah masalah ketersediaan tenaga yang menguasai ICT. Karena apabila kita akan mendayagunakan ICT terutama disekolah-sekolah malalui pemanfaatan EdukasiNet oleh peserta didik, selain perlu menyediakan sarana dan prasarana, sekolah juga harus menyediakan SDM yang akan merancang, mengembangkan, mengoperasikan, dan merawat sarana dan prasarana tersebut. SDM ICT yang dibutuhkan kelak tentu saja bukan hanya pada sekolah-sekolah atau lembaga penyelenggaraan pendidikan, tetapi mencangkup seluruh aspek, termasuk tenaga pengembang software untuk mengisi content pembelajaran bahkan termasuk guru-guru yang mengajar IT di sekolah.

     Kurikulum, hingga saat ini belum ada kurikulum Ict resmi untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena hinga saat ini pengembangan kurikulum tersebut yang dilakukan oleh pihak berkompetenn yaitu Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas belum juga selesai. Dengan selesainya kurikulum tersebut, diharapakan nantinya Ict betul-betul terintegrasi dalam sistem pembelajaran di sekolah, tidak lagi seperti sekarang yang sifatnya masih ekstrakulikuler.

     Peluang, masih terdapat beberapa peluang yang memicu ras optimisme bagi prospek keberhasilan pemanfaatan EdukasiNet sebagai salah satu wujud pendayagunaan ICT untuk pendidikan. Beberapa peluang tersebut antara lain adaah sebagai berikut:

1.    Kecenderungan Penggunaan Internet yang Semakin Tinggi, betapapun sedikiynya, namun apabila diamati maka penggunaan internet untuk berbagai keperluan senantiasa meningkat dari tahun ke tahun. Yang cukup menggembirakan dari sejumlah pengguna internet tersebut, presentase pengguna internet untuk kalangan pendidikan yang bila pula diartikan untuk keperluan pendidikan cukup besar.
2.    Perkembangan Jaringan Sekolah, inisiatif penyelenggara jaringan sekolah telah merebak sejak tahun 1998-an. Selai sekolah 2000, yang merupakan jaringan sekolah terbesar saat ini, mulai tahun 2002 Dikmenjur juga mengembangkan jaringan sekolah yang berbasis wide area network yang kemudian diberi nama WANKota. Program WANKota dikembangkan untuk memperdayakan dan mengintegrasikan sekolah yang berada di stu kabupaten/kota, dengan menggunakan teknologi nirkabel (wireless). Sebagai jaringan sekolah, pengembangang WANKota bertujuan menjadi sarana pertukaran informasi dan komunikasi antara sekolah (SLTP. SMU, SMK).
3.    Otonomi Daerah, peluang keberhasilan pendayagunaan ICTuntuk pendidikan adalah dengan meningkatkan peran pemerintah daerah yang telah diberi kewenangan sendiri untuk mengatur kebijakan dalam bidang pendidikan. Pemerintah daerah hendaknya bersedia untuk menempatkan pendidikan sebagai titik sentral pelaksanaan pembangunan daerah sehingga diharapkan akan lahir kebijakan yang berkaitan dengan pendayagunaan ICT untuk pendidikan.
2.9 Hasil Studi Pemanfaatan EdukasiNet di Sekolah
            Hasil studi pemanfaatan EdukasiNet di sekolah dapat dideskripsikan berdasarkan beberapa aspek temuan, yang meliputi:
     Perkembangan Jumlah Pengunjung (USER HIT) dan Anggota
Sampai dengan bulan Februari 2006, pengunjung EdukasiNet telah mencapai 671.591 orang. Sementara anggota yang terdaftar telah mencapai 6.934 orang.
     Perkembangan Jumlah Bahan Belajar
Sampai dengan tahun 2005, jumlah bahan belajar yang terdapat dalam portal EdukasiNet berjumlah 335 judul.
     Berdasarkan hasil poling elektronik, pengguna memberikan appresiasi yang cukup positif terhadap EdukasiNet.
     Pemafaatan EdukasiNet oleh Guru/Siswa di Sekolah
·         Komitmen sekolah dalam memanfaatkan sumber belajar (termasuk EdukasiNet), sekolah pada umumnya telah memanfaatkan berbagai sumber belajar antara lain media cetak, media audio, VCD pembelajaran, CD Interaktif, dan juga ada yang sudah memanfaatkan internet. Namun untuk pemanfaatan EdukasiNet belum banyak diprogramkan oleh sekolah.
·         Pemanfaatan fitur-fitur EdukasiNet, fitur yang banyak dimanfaatkan adalah bahan belajra terutama materi pokok. Fitur lainnya seperti interaksi komunitas dan info belum banyak dimanfaatkan.
     Pola Pemanfaatan Bahan Belajar dalam EdukasiNet (strategi dan frekuensi), cara pemanfaatan bahan belajar belum dijadwalkan secara khusus, strategi yang digunakan ada yang terpisah (43%) dan terintegrasi (57%). Penerapan startegi yang tepisahh antara lain kalau ada waktu/jam belajar kosong siswa diminta untuk memanfaatkan EdukasiNet di laboratorium komputer
     Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan EdukasiNet (pendukung maupun penghambat), banyak faktor yang mempengaruhi pemanfaatan EdukasiNet di sekolah antara alain:
·         Faktor Lingkungan (institusi penyelenggara pendidikan dalam hal ini sekolah),Sekolah yang memanfaatkan secara optimal karena didukung oleh kebijakan dan komitmen dari masing-masing sekolah tersebut. Sekolah yang pemanfaatannya kurang optimal, karena kurang mensosialisasikan pemanfaatan EdukasiNet kepada guru maupun siswa. Sekolah yang tidak memanfaatkannya sama sekali, karena kerusakan teknis, sekolah kurang mengupayakan perbaikan pada kerusakan tersebut dengan alasan kurangnya SDM yang bisa menangani soal IT.
·         Siswa, siswa belum banyak memanfaatkan EdukasiNet disebabkan kurangnya sosialisasi kepada mereka tentang EdukasiNet.
·         Guru, Hal ini dimungkinkan juga karena masih banyaknya guru yang belum bisa mengoperasikan komputer apalagi internet.
·         Teknologi, fasilitas komputer yang tekoneksi dengan internet jumlahnya belum memadai bila dibandingkan dengan jumlah siswa maupun guru.


[1]  Brance, 1997
[2]  Purbo, 1997
[3]  Boettcher, 1999
[4]  Haughey, 1998
[5]  Purbo, 1997

Tidak ada komentar:

Posting Komentar